Sejak SMP, Rahel sudah berhubungan dengan teman wanitanya. Hal itu bermula ketika seorang temannya mencium Rahel dan memberitahukan bahwa yang dilakukan oleh mereka itu adalah lesbian.
Layaknya orang normal, seorang lesbian juga punya perasaan. Putus hubungan juga pernah dirasakannya.
"Disitu saya merasa kesepian sekali ditambah saya merasa sangat kecewa, " kata Rahel
Pilihan untuk menjadi seorang pria dalam diri Rahel semakin kuat. Bahkan dia sempat memiliki keinginan untuk mengganti jenis kelaminnya menjadi seperti laki-laki.
Rahel menemukan pasangan lesbian awalnya dari sekedar chatting, lalu membuatnya menemukan komunitas lesbi. Gairah dalam diri Rahal pun kembali bergejolak. Sampai akhirnya, dia menemukan pasangan baru.
"Kami pernah tinggal satu rumah dan pernah melakukan hubungan seksual. Dan kalaupun melakukan hubungan seksual, saya lebih dominan ke laki-laki," ungkap Rahel.
Hidup serumah, membuat uang Rahel dan pasangan lesbiannya habis terkuras
"Kami sempat menjual beberapa perhiasan yang saya bawa dan kami sempat mencuri," kata Rahel mengingat masa lalunya yang suram.
Awal dari penyimpangan seksual yang dialami Rahelina adalah ketika dia masih berada di dalam kandungan mamanya. Mama dan papa Rahel ketika itu sangat menginginkan anak laki-laki, tetapi itu meleset. Dari situlah, Rahel sudah mengalami penolakan.
Kehidupan masa kecil yang dijalani Rahel sama seperti anak-anak perempuan pada umumnya. Namun, ketika dia sudah berusia 10 tahun (sekitar kelas 4 SD), Rahel sudah memiliki perasaan seperti anak laki-laki.
Kehidupan yang dijalaninya sebagai seorang lesbian tidaklah berlangsung lama. Seorang teman Rahel mengajak Rahel ke dalam sebuah ibadah gereja dan dia mau mengikutinya. Ketika sedang dalam doa, Rahel merasakan jamahan Tuhan begitu kuat menghampiri dia dan tidak sadar air matanya menetes. Disitulah Rahel mengakui segala dosa-dosa yang telah diperbuatnya selama ini dan memohon kepada Tuhan untuk mengampuninya.
Rasa penolakan yang Rahel rasakan ketika dalam kandungan berubah menjadi damai sejahtera dan sukacita dari Surga. Rahel percaya bahwa Tuhan Yesus menerima dia apa adanya
1 September 2004 adalah awal kehidupan baru yang Rahel jalani. Rahel memutuskan untuk pulang ke rumah dan mengiringi Yesus sampai seumur hidupnya.
"Karena kasih-Mu yang sangat luar biasa, Engkau telah selamatkan dan pulihkan hidup saya, " ujar Rahel menutup kesaksiannya.
(Kisah ini ditayangkan 24 Maret 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian: Rahelia